LADY GAGA

Mengapa Alasan Utama Penolakan Atas Lady Gaga Tak Diungkap ? 
24 Mei 2012 16:53

Sekali lagi, memberi alasan dari sudut  kostum, tampilan dan liriknya yang melecehkan, itu menjadi kurang kuat.  Sebab, dari segi kostum dan tampilan, banyak penyanyi yang tampil seksi  di negeri ini tapi tak dilarang. Karenanya, menurut mereka, Lady Gaga  bisa tampil dengan syarat kostumnya yang sopan sesuai budaya timur.  

Dalam hal lirik lagu yang dinilai melecehkan, pihak yang pro Gaga bisa  bilang, lagu-lagunya bisa dipilih dan dikompromikan. Sejumlah  persyaratan itu pulalah yang coba dikompromikan oleh Kementerian  Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mendukung konser Gaga itu.  

Wow, sepertinya ada  indikasi konser Gaga mau diizinkan ?. Padahal yang diharapkan, negara-lah  yang mestinya turun melarang konser ‘mother monster’ yang juga dijuluki  ‘ratu setan’ ini, bukan malah kompromi mau mengizinkan. Itu sama saja  mau merusak generasi muda kita. 

Nah, ini yang sangat disesalkan. Padahal ada  alasan utama yang menyebabkan di tolaknya Lady Gaga. Tapi ada  alasan utama yang tak diungkap. Kemunculan Lady Gaga itu ada kaitannya  dengan misi Zionis Yahudi. Gaga, oleh Zionis Yahudi adalah salah satu icon baru  di bidang budaya dan entertain. 

Zionis, dengan organisasi bawah  tanahnya seperti freemasonry dan illuminati selalu menciptakan  sosok-sosok baru dari berbagai bidang untuk dijadikan idola yang  kemudian menjerat lawan-lawannya. 

Menjelang akhir kekuasaan George W  Bush, Amerika mengalami krisis ekonomi yang cukup mengkhawatirkan.  Kepercayaan masyarakat dunia terhadap AS kian menurun. Bagi Zionis—yang  sebenarnya merupakan ‘boss’nya Amerika. Untuk memulihkan kepercayaan dan  kekaguman dunia, maka negara yang disebut sebagai adidaya ini memerlukan  sosok dan icon baru. Karena itulah, munculnya Barack  Obama—keturunan Yahudi hitam—yang dianggap mampu menghipnotis dunia,  menjadi pilihan dan disupport Zionis. 

Dan, tak ada figur yang naik jadi  presiden Amerika tanpa dukungan Zionis Yahudi. Kehadiran Obama bisa  dibilang mampu mengembalikan kepercayaan dunia terhadap Amerika. Misi  berhasil. Itu di bidang politik. Di bidang budaya, entertain (hiburan),  Zinonis Yahudi menghipnotis generasi muda—khususnya dari kalangan  Islam—dengan merusak moral dan akhlak mereka. Kehadiran Lady Gaga sarat  dengan misi dekedensi moral. 

Beberapa butir isi Protocolat Zionis jelas-jelas menyebutkan penghancuran generasi muda itu. Henry Ford, pendiri dan pemilik  perusahaan mobil Ford Amerika Serikat yang semula tak yakin adanya  konspirasi Zionis atas dunia, akhirnya menulis sebuah buku yang  membongkar program-program jahat itu.
Dalam buku yang sempat dimusnahkan Yahudi AS itu, Henry Ford–yang membongkar kebusukan lobi Yahudi, menyimpulkan, untuk mencapai tujuannya kalangan Yahudi menggunakan cara-cara yang sesuai karakter mereka, yakni: dominasi atau hancurkan. Ford semula tidak begitu percaya keterlibatan Yahudi Internasional dalam  berbagai peperangan dan peristiwa besar di dunia. Ia melakukan  penyelidikan, menggali fakta-fakta, dan menyewa investigator.  Penyelidikan Ford ini kemudian dikenal sebagai Jewish Question. 

Dari penyelidikan itu, Ford yakin tangan-tangan Yahudi Internasional bermain dalam berbagai peristiwa dunia. Dan, menurutnya, tangan-tangan itu harus dipatahkan. Melalui Dearborn Independent,  surat kabar kecil yang dibelinya di Michigan, Ford menurunkan hasil  investigasinya yang membeberkan kebusukan Yahudi Internasional di  Amerika. 

Salah satu temuan Ford adalah Protocol Zionis. Dokumen  ini berisi strategi Yahudi Internasional menguasai dunia, politik  internasional, keuangan dan bisnis, media dan budaya. Publikasi terhadap  Protokol Zionis tersebut menuai kecaman. Ford dianggap Anti-Semit. 

Dokumen itu oleh kalangan Yahudi dinilai palsu. Ford tidak ingin terjebak perdebatan asli atau palsu. Ia mengatakan, ”…dari apa yang saya ketahui, semua yang terjadi sekarang ini di dunia, sesuai dengan isi dokumen itu.” Artikel-artikel di surat kabar Dearborn Independent memicu kemarahan kalangan Yahudi. Mereka menuntut Ford minta maaf. Bisnisnya dipersulit sampai mengalami krisis keuangan. Dalam situasi sulit itu, Ford dirawat di rumah sakit akibat kecelakaan mobil secara misterius. 

Pada 1977, artikel-artikel Ford itu dibukukan dalam The International Jew. Buku ini sempat menjadi buku terlaris, terjual lebih dari 10 juta copy. Kalangan Yahudi memborong buku ini, membakarnya,merazia toko-toko buku, dan bahkan mencurinya di perpustakaan untuk dimusnahkan.  

Kini, Yahudi Internasional diyakini  tangannya telah merambah ke seluruh dunia, ke segala kalangan.  Pengaruhnya mendunia, mendominasi segala wacana. Pengikutnya pun  menyebar ke mana-mana, ke segala profesi dan strata sosial  kemasyarakatan. Pengikut, disadari maupun tidak disadari, pengikut  langsung ataupun tak langsung, bahkan sekadar menjadi fans pengidola  dari pengikut tak langsungnya.Tangannya mengontrol segala peristiwa.  

Termasuk tak terkecuali, rentetan peristiwa dalam rangka agenda  menghancurkan Palestina, dimana dunia Arab malahan hampir tidak  melakukan apa-apa. Mereka hanya menjadi penonton saja, saat Palestina  dihancurkan. Dan, kita yang di sini pun disibukkan dengan urusan politik  dan pertengkaran antar kita-kita, termasuk ‘berkelahi’ dalam hal  rencana konser Lady Gaga di sini—sementara sang Zionis dengan gerakan  bawah tanahnya bisa jadi sedang terkekeh-kekeh ‘menonton’ ribut-ribut  antara yang pro dan kontra Gaga. 

Dalam agenda penghancuran generasi  muda, Indonesia adalah salah satu sasaran utamanya. Kekayaan alam yang  melimpah dan penduduknya yang mayoritas Muslim, menjadikan negeri ini  sebagai sasaran yang sangat menggiurkan untuk dijadikan ‘mangsa’. Zionis  tak perlu bangsa ini mengganti keyakinannya di KTP, apalagi menjadi  Yahudi. 

Terlebih lagi, bagi Zionis, Yahudi sebagai bangsa pilihan,  mustahil menjadikan orang non-Yahudi menjadi Yahudi. Maka, adalah aneh  ada  komunitas yang menyebut dirinya sebagai Komunitas Yahudi, padahal  bukan Yahudi, dan Zionis Yahudi sendiri tak suka orang non-Yahudi  menyebut dirinya Yahudi, karena bagi mereka  Yahudi itu  sebuah nama  untuk  bangsa pilihan. Tapi, mungkin pihak Zionis membiarkan saja hal  ini, karena mereka berkepentingan komunitas  yang menyebut dirinya  dengan embel-embel Yahudi itu sebagai bagian untuk melancarkan misi  mereka. 

Jadi, bagi Zionis,  tak perlu berganti nama dan keyakinan. Cukup  pola pikir dan kelakuan non-Yahudi itu berubah. Maka, dengan penetrasi  budaya lewat sosok yang digandrungi, diidolai dan digila-gilai, sehingga  generasi ini meniru cara berpakaian sang idola yang vulgar, itu  merupakan langkah awal untuk menguasai dan mengendalikan ‘korban’nya. 

Program ini sudah tertuang dalam protocolat yang berisi 24 atau 25 butir kesepakatan, di antaranya: “…Beberapa sarana untuk mencapai  tujuan adalah: Minuman keras, narkotika, perusakan moral, seks, suap,  dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk menghancurkan norma-norma  kesusilaan masyarakat. Untuk itu, Konspirasi harus merekrut dan mendidik  tenaga-tenaga muda untuk dijadikan sarana pencapaian tujuan tersebut.”  Berikutnya:“Pemuda harus dikuasai dan  menjadikan mereka sebagai budak-budak konspirasi dengan jalan  penyebarluasan dekadensi moral dan paham yang menyesatkan.” (Ingat,  Lady 

Gaga adalah salah satu sosok yang sesat menyesatkan dengan ritual  dan kelakuannya yang aneh). Karena itu, kebebasan berekspresi menjadi  “senjata”, yang hakikatnya adalah untuk meliberalkan korban-korban  Zionis supaya tak terikat dengan ideologi dan keyakinan mereka. 

Maka,  paham liberal pun merasuki generasi ini, sebagaimana terdapat dalam satu  butir Protocolat:“Paham Liberal harus kita sebarkan  ke seluruh dunia agar pengertian mengenai arti kebebasan itu benar-benar  menimbulkan dis-integrasi dan menghancurkan masyarakat non-Yahudi.” 

Dalam konteks ini, jelas kehadiran Irshad Manji dan lainnya, misalnya, tak berdiri sendiri. Tapi membawa misi. Selanjutnya, “Kita harus berusaha agar opini umum tidak  mengetahui permasalahan sebenarnya. 

Kita harus menghambat semua yang  mengetengahkan buah pikiran yang benar. Hal itu bisa dilakukan dengan  memuat berita lain yang menarik di surat kabar. Agen-agen kita yang  menangani sektor penerbitan akan mampu mengumpulkan berita semacam itu.  

Pandangan masyarakat harus kita alihkan kepada hiburan (dunia  entertainment, pen), seni (musik, pen) dan olah raga.”Sebagaimana diketahui, Lady Gaga adalah  seorang penyanyi yang menjadi Robot organisasi rahasia Yahudi  Illuminati.  Asesoris penampilan Gaga dalam setiap konsernya, secara  vulgar menonjolkan lambang Illuminati dan paganisme. 

Illuminati adalah  sebuah kelompok Zionis Yahudi yang memiliki hubungan erat dengan  Freemasonry, kelompok rahasia dan bawah tanah Zionis. Illuminati adalah  sekte Luciferian (iblis) yang memiliki arti Sang Pembawa Cahaya. Sekte  ini memiliki misi untuk menghancurkan umat Islam, Nasrani  dan non-Yahudi melalui  ide pemikiran rusaknya. 

Lady Gaga juga merupakan Ratu Iblis Liberal  Pemuja Setan. Dalam video klip lagu Alejandro digambarkan Gaga bersatu  dengan Tuhan kaum Nasrani (Yesus). Lalu dia menyalahkan Tuhan, karena  Tuhan tidak dapat memenuhi keperluan rohaninya. Akhirnya dia mengubah  diri dari biarawati menjadi paderi Luciferian (setan) yang dilambangkan  dengan tangan kanan menutup mata kirinya (menjadi bermata satu, lambang  Yahudi). Inilah yang diprotes kalangan Kristen. Perhatikan dalam  tampilan konser dan perilakunya, Gaga kerap menutup mata kirinya. Jadi,  bermata satu. Persis Dajjal. Itu melambangkan illuminati. 

Tak hanya itu,  penyanyi haus sex ini juga penyebar Gaya Hidup gay, lesbian dan  Transgender. Salah satu lirik lagu Gaga “Born This Way” yakni : “..No matter gay, straight, or lesbian, transgendered life… I’m on the right track, baby I was born to survive.” (Tidak peduli gay, lurus, lesbian, kehidupan transgender. Saya dijalur yang benar…). Lady Gaga merupakan Icon Pornoaksi  dan Pornografi. 

Setiap kali aksi konsernya, Lady Gaga tidak lepas dari  sensasionalnya. Yakni menampakkan aurat dan meliukkan tarian yang  erotis.  Tak berhenti sampai di situ. Gaga juga mengajarkan  kemusyrikan.  Sebut misalnya, sebelum memulai konsernya, dia mengadakan  ritual pemujaan setan. Ini sebagai bagian dari upaya mencari sensasi,  menarik publik, menggila-gilai bahkan akhirnya mencontoh dan mengikuti  kelakuan Gaga itu.

Lady Gaga  mendapat julukan “Ratu  Illuminati”, karena dia memang bagian dari organisasi bawah tanah Zionis  Yahudi itu.  Illuminati adalah sebuah kelompok dalam Zionis Yahudi yang  memiliki hubungan erat dengan Freemasonry—kelompok  rahasia dan bawah  tanah Zionis lainnya. Historisnya disebutkan ketika kelompok Illuminati  dikejar-kejar kelompok gereja di Eropa, adalah Freemasonry yang menjadi  tunggangan Illuminati untuk berlindung. 

Jadi, jika Freemasonry yang merupakan  kelompok garis keras dan bawah tanah Zionis Yahudi, maka Illuminati  adalah organisasi lebih atas lagi. Lebih rahasia. Penuh misteri.  Sayangnya, banyak umat Islam yang tidak menyadari. 

Karenanya, para tokoh  Islam atau yang memahami tentang Zionis Yahudi, sudah seharusnya dengan  serius memberikan informasi tentang bahaya Illuminati, Freemason, dan  lainnya yang berhubungan dengan Zionis Yahudi. Termasuk para pembawa  misi kelompok-kelompok Zionis Yahudi ini. Salah satunya adalah Lady  Gaga. Jelas sudah, Lady Gaga adalah sosok yang membawa misi Zionis  Yahudi. 

Dengan kata lain, Gaga adalah sosok yang merusak pemikiran, otak  dan  akhlak generasi muda Islam, khususnya melalui budaya. Bagi para  pemerhati konspirasi dan Yahudi, juga nama Lady Gaga sudah tidak asing  sebagai artis penyembah ajaran musyrik (pagan). 

Seperti pernah dilansir Dailymail, salah  satu pekerja di Hotel Intercontinental, London menceritakan, bahwa  penyanyi kontroversial tersebut telah meninggalkan cairan mirip darah  dalam jumlah besar di bak mandi hotel. Semua staf hotel sangat yakin  Gaga telah mandi di sana, atau setidaknya menggunakan cairan itu untuk  mendandani kostumnya yang selalu super aneh di atas panggung. 

Sudah tak  mengherankan lagi, karena Lady Gaga memang terkenal sebagai boneka  illuminati yang memiliki ritual pagan sebagai keharusan. Jadi, kehadiran  Gaga ini sarat dengan misi Zionis lewat gerakan Illuminatinya. 

Lirik  lagu yang melecehkan keyakinan tertentu seperti Kristen, kostum dan  tarian erotis, hanyalah bagian dari sarana untuk melancarkan misi itu:  merusak dan menyesatkan generasi muda, utamanya. Jadi, sangat aneh jika ada petinggi  organisasi Islam bilang, mau bagaimana pun kelakuan Lady Gaga, “Iman  kami  tetap tak terpengaruh.”  Ini pernyataan yang tak bertanggungjawab.  

Apakah tokoh umat yang ngomong seperti ini tak memahami bahwa generasi  muda perlu diselamatkan? Okelah Anda dan para anggota dalam  organisasi  Anda tak terpengaruh dengan Gaga, tapi apakah Anda tak terpikir dengan  ribuan bahkan jutaan generasi yang tanpa reserve ‘menggila-gilai’ sosok  seperti Lady Gaga? Apalagi, Gaga adalah bagian dari misi Zionis! Karenanya, tulisan ini bermaksud  ingin mengingatkan kepada pemimpin  dan tokoh umat, agar menjelaskan alasan utama perihal penolakan Lady  Gaga di ranah ini.

Ketahuilah, alasan vulgar, erotis, dan lainnya itu  mudah dipatahkan, karena dari para penyanyi di republik ini pun banyak  yang tampil erotis, vulgar dan mengumbar aurat. Tolong bantu umat untuk  menyatakan bahwa alasan utama penolakan Gaga adalah lebih dari  itu:  membawa misi budaya yang merusak dan menghancurkan generasi muda dunia. Hal-hal seperti ini—apalagi  mengandung  misi Zionis, sebagaimana disebut dalam Protocolat—tak  bisa dikompromikan. 

Apa jaminannya penampilan erotis, vulgar, umbar  aurat, itu tak muncul, jika sudah di atas panggung? Susah untuk  mengatur-atur penampilan sosok yang sudah membawa misi  menghancurkan  generasi untuk santun di atas panggung. Yang dikhawatirkan, jika Gaga  diizinkan konser di sini dengan kesepakatan  tak tampil vulgar, kemudian  kenyataan di atas panggung berbeda, lalu barisan yang kontra beraksi,  kemudian terjadilah pembubaran paksa, dan kerusuhan terjadi, inikah yang  diinginkan ? Jangan gegabah. 

Persoalannya tak  sekadar larangan tampil vulgar dan erotis. Bukan itu. Ada alasan utama  di balik penolakan itu. Andai diizinkan, lalu yang kontra menganggap  Gaga tampil erotis dan vulgar, kemudian terjadi  huru-hara, bisa jadi  inilah yang diharapkan Zionis dan kaki tangannya. Sebab, salah satu  tujuan Zionis yang terdapat dalam  Protocolat adalah membuat  sebuah negeri rusak citranya di mata dunia. Jika terjadi tindak anarkis  dan kerusuhan, citra Indonesia pun menjadi buruk. 

Tahukah Anda, yang namanya konflik,  kerusuhan,  pencitraan yang buruk terhadap tokoh umat dan ormas Islam,  pemunculan aliran sesat—termasuk munculnya nabi-nabi palsu—dan lainnya,  itu merupakan bagian dari modus Zionis Yahudi untuk menguasai  lawan-lawannya yang non-Yahudi, terutama umat Islam. Pendek kata, antara maslahat dan  mudharatnya jauh lebih besar mudaharatnya jika Gaga diizinkan tampil.  

Terlalu besar konsekuensi yang harus kita tanggung. Itu belum lagi, dari  hasil penjualan tiket yang tergolong mahal,  hanya untuk menghadirkan  dan menambah kocek Lady Gaga yang dengan gerakan bawah tanahnya justru  untuk menghancurkan kita ? Sadarkah kita, berapa persen dari hasil  pundi-pundi Lady Gaga disisihkan untuk membeli peluru yang kemudian  diarahkan untuk membunuh dan membantai saudara-saudara kita di  Palestina ? Sekali lagi, ini tak hanya urusan  erotis, vulgar dan umbar aurat, bukan cuma itu! Ini lebih dari itu, ada  misi Zionis di dalamnya. 

Gaga adalah bagian dari misi itu dengan  organisasi rahasia illuminatinya. Berlindung di bawah seni budaya dan  kebebasan bereskpresi, Illuminatinya Zionis, lewat Lady Gaga siap  melumat-lumat generasi muda ini. Sementara mereka yang rela  berdesak-desakan membeli tiket konsernya tidak sadar bahwa mereka tengah  jadi  intaian  (mangsa) Zionis–sekaligus sebagai ‘alat’ untuk  melancarkan misi mereka. Tulisan ini tak bermaksud menyatakan  bahwa generasi kita bodoh dalam hal ini. 

Sebab, kenyataannya, jangankan  generasi yang menjadi pembeli tiket konser Gaga itu, para pemimpin kita  pun banyak yang tak tahu  atau tak mau tahu  akan misi Zionis ini,  termasuk misi yang diperankan Gaga sebagai icon dan sosok  perusak yang sesat menyesatkan. Para pemimpin mempunyai tanggung jawab  terhadap yang dipimpinnya. 

Jadi, jika Anda sebagai pemimpin, jangan  sembarangan mengambil keputusan. Dalam konteks ini taruhannya adalah  kehancuran generasi muda. Jangan hanya berpikir hari ini, tapi lebih  jauh, ke depannya. Anda, para pemimpin akan dimintai  pertanggungjawabannya di akhirat kelak. 

Sebagaimana disebut dalam  Konstitusi, Negara berkewajiban melindungi warganya. Jika konser Lady  Gaga dikatakan merusak pola pikir, ideologi, keyakinan dan akhlak  generasi bangsa ini, maka kewajiban negara untuk menyelamatkan warganya  dengan cara tak mengizinkan konser yang sarat misi Zionis itu. 

Seyogyanya, para komentator, pengamat  musik, musisi, penyanyi, dan lainnya, juga menyerap dan memahami apa di  balik Lady Gaga dan sederet icon penyanyi dunia lainnya. Jadi  jangan tahunya hanya “kebebasan berekspresi”–dimana kalimat ini sudah  dimanfaatkan dengan baik oleh Zionis.  


Sumber:
http://www.facebook.com/feeds/notes.php?id=100001059625123&viewer=100000022248712&key=AWjlAsb2XZcYUW6x&format=rss20

Comments

Popular posts from this blog

Mengapa Pendukung Jokowi di Sebut Kecebong ?

KEHEBATAN YAHUDI Menghancurkan BANGSA EROPA

Pembantaian Rawagede